PROGRAM OPTIMALISASI KBM PAI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KOTA CIREBON

KBM PAI SMP NEGERI 1 KOTA CIREBON - MENGUNDANG RIDHO DAN HIDAYAH ILAHI MENUJU HIDUP YANG LEBIH ISLAMI

Senin, 05 September 2016

MACAM MACAM SUJUD

SUJUD  TILAWAH, SUJUD SAHWI, SUJUD SYUKUR

A). Sujud Tilawah
      a). Pengertian Sujud Tilawah
           Arti kata tilawah menurut bahasa adalah ”bacaan”.
           Sedangkan arti sujud tilawah  menurut istilah syara’ ialah sujud yang dilakukan
           pada saat membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah dari Al-Qur’an.

      b). Hukum Melaksanakan  Sujud Tilawah
           Melaksanakan sujud tilawah hukumnya adalah sunnah dan bisa dikerjakan pada
           saat dalam keadaan sedang sholat maupun di luar sholat.
           Mendasar pada hadits Rasulullah SAW.  :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ :كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
  يَقْرَأُعَلَيْنَاالْقُرْاَنَ، فَاِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ كَبَّرَ وَسَجَدَ وَسَجَدْنَا مَعَهُ.
"رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ بِسَنَدٍ فِيْهِ لِيْنٌ"
         Artinya :
         "Dari lbnu Umar RA. Beliau berkata :   pada waktu Nabi SAW. membaca Al-
           Qur’an kepada kita, ketika beliau membaca ayat "Assajdah" beliau bertakbir
           dan sujud, maka kami sujud bersamanya. (HR. Abu Dawud/dengan sanad yang lemah)

       c). Syarat-syarat Sujud Tilawah
            1. Suci dari hadats dan najis, (badan, pakaian maupun tempat)
2. Menutup aurat
3. Menghadap ke arah kiblat
4. Mendengar atau membaca ayat sajdah

       d). Rukun Sujud Tilawah
1. Niat
2. Takbir
3. Sujud
4. Duduk (sesudah sujud)
5. Salam

  e). Bacaan pada waktu sujud tilawah
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِىْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ
فَتَبَارَكَ اللهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ
Artinya:
“Aku bersujud pada Allah yang telah menciptakan dan membentuk diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan dan kekuatanNya.Maha benar Allah, Dialah sebaik-baik pencipta”.
       f). Fadlilah melaksanakan Sujud Tilawah
Keutamaan sujud tilawah yaitu akan terhindar dari gangguan syetan dan akan
mendapatkan surganya Alloh SWT.
            Sebagaimana sabda Rosululloh SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَاقَرَأَابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ
فَسَجَدَاِعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى يَقُوْلُ: يَاوَيْلَتَااُمِرَابْنُ آدَمَ بِالسُّجُوْدِ فَسَجَدَ
فَلَهُ الْجَنَّةُ وَاُمِرْتُ بِالسُّجُوْدِ فَعَصَيْتُ فَلِيَ النَّارُ  "رواه مسلم"
            Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra.: Nabi Saw bersabda: Apabila seorang membaca ayat sajadah lalu ia sujud, maka syaitan menghindar dan menangis serta berkata : Hai celakalah aku, ia diperintah bersujud dan sujud, maka untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak, maka bagi saya neraka”. (HR. Muslim).

       g). Jumlah ayat-ayat sajdah didalam Al-Qur’an ada 15 ayat, yaitu  :
 1. QS. Al-A’raf  (7)   : 206
وَلَهُ يَسْجُدُوْنَ
 2. QS. Ar-Ra’d  (13)  :  15   
بِالْغُدُوِّوَاْلاصَالِ
 3. QS. An-Nahl  (16) :   49
وَهُمْ لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ
 4. QS. Al-Isra  (17)   : 19
وَيَزِيْدُهُمْ خُسُوْعاً
 5. QS. Maryam  190 :    58
خَرُّوْاسُجَّدًاوَبُكِيًّا
 6. QS.  Al-Haj  (22)  :   18
اِنَّ اللهََ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ
 7. QS. Al-Haj  (22)   :   77    
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
 8. QS. Al-Furqan(25):   60   
وَزَادَهُمْ نُفُوْرًا
 9. QS. An-Naml (27) :   26
رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ
10.QS. As-Sajdah (32):  15              
وَهُمْ لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ
11.QS. Shaad (38)       :  24          
وَخَرَّرَاكِعًاوَّاَنَابَ
12.QS. Fushilat  (41)   :  38
وَهُمْ لاَ يَسْئَمُوْنَ
13.QS. An-Najm  (53) :  62   
فَاسْجُدُوْاِللهِ وَاعْبُدُوْا
14.QS. Al Insyiqaq(84):  21
لاَيَسْجُدُوْنَ
15. QS. Al ‘Alaq (96)  :  19
وَاسْجُدْوَاقْتَرِبْ

      h). Cara Melaksanakan Sujud Tilawah
1. Sujud tilawah di saat shalat
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat, hendaklah sujud sekali    kemudian berdiri lagi untuk meneruskan bacaan ayat/surat tersebut.
    Apabila sholat dilaksanakan dengan berjama’ah maka makmum wajib meng-
    ikuti imam, artinya apabila ketika imam membaca ayat sajdah lalu imam ber-
    sujud, maka makmum wajib mengikuti sujud. Tetapi jika imam  tidak sujud,
    maka makmumpunn tidak boleh sujud.
2. Sujud tilawah di luar sholat
    a. Menghadap kiblat
    b. Niat
    c. Takbir
    d. Sujud satu kali ( mengucap bacaan sujud tilawat )
    e. Duduk
    f. Salam

B). Sujud Syukur
      a).  Pengertian Sujud Syukur
            Arti kata syukur menurut bahasa adalah ”berterima kasih”.
         Sedangkan pengertian sujud syukur  ialah sujud yang dilakukan apabila sese-
         orang memperoleh kenikmatan  dari Allah SWT. atau terhindar dari bahaya atau
         terhindar dari malapetaka.
                        Sujud ini adalah bukti dari seorang hamba yang bersyukur atau berterimakasih ke-
            pada Allah atas nikmat yang diterima.
            Hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah,  sebagaimana firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7 :
وَإذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئن شَكَرْتُمْ لَأَزيْدَنَّكُمْ وَلَئنْ كَفَرْتُمْ إنَّ عَذَابي لَشَديدُ
Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".

Rosululloh SAW. Bersabda  :
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيِهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَااَتَاهُ اَمْرٌيَسُرُّهُ
اَوْبُشِّرَبِهِ خَرَّسَاجِدًا شُكْرًاِللهِ تَعَالَى (رواه ابوداود وابن ماجه والترمذى)
            Artinya:
“Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi Saw apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tunduk dan bersujud sebagai tanda terima kasih kepada Allah Ta’ala”.(HR. Abu Dawud, Ibnu Majjah dan Tirmidzi).


b). Syarat dan Rukun sujud syukur
     Syarat dan rukun sujud syukur adalah sama dengan syarat dan rukun sujud tilawah. 
c). Bacaan pada waktu sujud syukur
Bacaan sujud syukur sama dengan sujud tilawah yaitu  :
سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِىْ خَلَقَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ  ........الخ

tetapi boleh juga bacaan yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an  :
رَبِّ اَوْزِعْنِيْ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلىٰ وَالِدَيَّ وَاَنْ
اَعْمَلَ صَالِحًاتَرْضٰهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ(النمل : ۱٩)
Artinya:
“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri ni’mat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh" (An Naml: 19).

d).  Cara Melaksanakan Sujud  Syukur
             Sujud syukur dilakukan boleh tanpa berwudhu, sebab sujud ini dilakukan diluar
             salat.Namun tentunya lebih baik bila melakukan selagi suci ( berwudhu ) sekali-
             pun hal ini tidak termasuk sebagai syarat, karena sujud syukur lebih bersifat
             spontan atau segera.  
      Cara melakukan sujud syukur sama saja dengan sujud tilawah ketika diluar shalat,                                                      
      yakni :
    a. Menghadap kiblat
    b. Niat
    c. Takbir
    d. Sujud satu kali ( mengucap bacaan sujud syukur )
    e. Duduk
    f. Salam

e).  Beberapa contoh pelaksanaan sujud syukur
        Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan Rosululloh SAW. dan para sahabat melakukan sujud syukur, diantaranya:
            a.  Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk lslamnya
                 Hamadzan
b.  Ketika mendengar kematian Musailamah Al Kadzab (nabi palsu), Abu Bakar As-Shiddiq   melakukan sujud syukur.
c. Ali r.a. melakukan sujud syukur ketika menemukan mayat Dzat Tsudaryah diantara orang-orang Khawarij   yang tewas terbunuh.
d.  Kaab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya diterima Allah SWT.   

f). Hikmah Sujud Syukur
Apabila sujud syukur dilakukan kesungguhan dan keikhlasan hati, kita dapat memetik beberapa hikmah sebagai berikut :
a.      memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugerah yang duterima dari Allah swt
b.    merasa dekat hubungannya dengan Allah swt sehingga memperoleh bimbingan hidayah-Nya
  c.   memperoleh tambahan nikmat dari Allah swt dan selamat dari siksa api neraka 

      g). Persamaan dan perbedaan antara sujud tilawah dan sujud syukur
           Persamaannya:
           Pelaksanaan sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali sujud
               
           Perbedaannya:
           - Sulud tilawah dapat dilakukan di saat shalat maupun di luar shalat, sedangkan
              sujud syukur hanya dilakukan di luar shalat dan tidak boleh melakukan sujud
              syukur di saat shalat.
           - Sujud tilawah dilakukan karena mendengar atau membaca ayat-ayat sajdah,
              sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat dari Alloh SWT   
              atau karena terhindar dari bahaya.
C.SUJUD SAHWI

Sujud sahwi berasal dari kata sujud dan sahwi. Sahwi berasal dari kata sahw berarti lupa atau lalai terhadap sesuatu dan berpaling darinya.

Adapun menurut istilah syar’i adalah dikerjakan pada akhir salat atau sesudah salat untuk menutup kekurungan karena meninggalkan perkara yang diperintakan, atau melakukan sesuatu yang dilarang tanpa sengaja. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah saw.

“Jika azan dikumandangkan, setan lari terkentut-kentut hingga tidak mendengar azan. Jika azan telah selesai, ia datang lagi. Jika iqamat dikumandangkan ia pergi lagi. Jika selesai iqamat ia datang lagi untuk melintasi antara seseorang dengan jiwanya seraya mengatakan, ‘Ingatlah ingatlah!’ Bahkan, terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak diingatnya. Hingga seseorang lupa sudah berapa rakaat shalatnya. Jika seseorang di antara kalian tidak tahu berapa rakaat ia salat, hendaklah ia sujud dua kali dalam keadaan duduk.” (HR Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasa’I, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Hal yang Menyebabkan Sujud Sahwi

Penyebab sujud sahwi secara syar’I dibagi menjadi empat bagian, yaitu terjadi kekurangan rakaat, terjadi kelebihan rakaat, tidak atau terlupa tasyahud awal dan adanya keraguan. Berikut penjelasannya:

sujud sahwi
1. Jika seseorang salat meninggalkan salah satu rukun dalam salat karena lupa, kemudia ia ingat sebelum memulai bacaan pada rakaat selanjutnya, ia harus kembali kepada rukun tersebut untuk mengerjakannya dan mengerjakan rukun rukun yang lain.
Kemudian, di akhir salat ia melaksanakan sujud sahwi. Namun, jika ia ingat telah meninggalkan rukun setelah ia memulai bacaan pada rakaat selanjutnya, salatnya menjadi batal dan ia harus mengulangi salatnya serta menyempurnakannya.


2. Jika seseorang meninggalkan tasyahud awal karena lupa memungkinkan untuk mendapatinya, misalnya bangkit dari tasyahud seketika ingat dan belum sempurna berdirinya, hendaklah ia duduk untuk tasyahud awal dan ia tidak perlu sujud sahwi. Namun, jika ia telah berdiri sempurna dan baru ingat tasyahud awalnya terlewat, maka gugurlah pelaksanaan tasyahud awalnya dan ia melanjutkan salatnya serta melakukan sujud sahwi.
Sabda Rasulullah saw,



“Jika salah seorang di antara kalian berdiri dari rakaat kedua, tetapi belum sempurna berdirinya, duduklah dan jika berdirinya sudah sempurna, janganlah ia duduk, kemudian sujud sahwilah dua kali sujud” (HR Turmudzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad)


3. Jika seseorang ragu-ragu dalam bilangan rakaat salatnya, misalnya tiga atau empat rakaat, hendaknya ia mengingat-ingat salatnya, kemudian memilih yang mana lebih kuat dan lebih yakin menurutnya. Namun, jika tidak ada keyakinan untuk itu, ia diperbolehkan memilih di atas keyakinannya yang paling sedikit diantara keduanya (tiga), kemudian ia sujud sahwi di akhir salatnya.
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abdulrahman bin Auf yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,



“Jika seseorang di antara kalian lupa dalam shalatnya, kemudian ia tidak tahu apakah ia salat satu rakaat atau dua rakaat, hendaklah ia memastikan satu rakaat. Jika ia tidak mengetahui apakah dua rakaat  atau tiga rakaat hendaklah ia memastikan dua rakaat. Jika ia tidak mengetahui tiga rakaat atau empat rakaat hendakalah ia memastikan tiga rakaat. Kemudia ia sujud sahwi sebelum salam” (HR Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)



Cara Pelaksanaan Sujud Sahwi



Dalam pelaksanaannya para ulama berbeda pendapat tentang pelaksanaan sujud sahwi, sebelum salam atau sesudah salam.
1. Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam. Ini pendapat Abu Hurairah, Makhul, Az-Zuhni, Ibnul Musayyab, Rabi’ah, Al-Auza’I, dan Al-Laits.
2. Sujud sahwi dilaksanakan sesudah salam. Ini pendapat Sa’ad bin Abi Waqqash, Ibnu Mas’ud, Anas, Ibnu Az-Zubair, dan Ibnu Abbas. Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ali, Ammar, Al- Hasan, An-Nakha’I, Ats-Tsauri, serta merupakan mazhab Abu Hanifah dan para sahabatnya.
Ibnu Taimiyah berpendapat dengan berdasarkan kumpulan-kumpulan nash yang ada, sujud sahwi dibedakan antara kelebihan dan kekurangan, antara keraguan dan mengingat-ingat, atau antara ragu-ragu dan yakin. Beliau membedakan pelaksanaan sujud sahwi ke dalam beberapa bagian:



Pertama, jika berkenaan dengan kekurangan, seperti tidak tasyahud awal, hal ini memerlukan penambal dan penambal itu dilakukan sebelum salam agar salatnya menjadi sempurna.



Kedua, jika berkenaan dengan kelebihan, seperti rakaat, hendaknya jangan sampai mengumpulkan dua tambahan dalam satu salat. Oleh karena itu, sujud sahwi dilaksanakan setelah salam karena hal itu dapat membuat setan marah.



Ketiga, jika berkenaan dengan ragu atau mengingat-ingat, orang yang salat sesungguhnya telah menyempurnakan salatnya, dua sujud itu  hanya untuk membuat setan marah sehingga dilakukan setelah salam.



“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Bacaan saat sujud sahwi)

Selasa, 30 Agustus 2016

BAB II. LEBIH DEKAT KEPADA ALLAH DENGAN SHALAT SUNNAH

MATERI BAGIAN 3 ( HABIS )
SHALAT-SHALAT SUNNAH YANG DILAKSANAKAN BERJAMAAH ATAU MUNFARID
A. Shalat Tarawih
36. Apakah Shalat Tarawih itu ?
Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Shalat tarawih dilaksanakan setelah Shalat Isya’ sampai waktu fajar. Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad.
37. Bacakan dalil naqli tentang Shalat Tarawih !
Sabda ‎Rasulullah SAW :‎
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَاباً ‏غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخارى ومسلم)‏
artinya :“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang ‎melaksanakan shalat pada malam hari di bulan Ramadhan dengan dilandasi ‎iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT maka akan diampuni dosa-‎dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)‎
38. Ada berapakah jumlah rakaat Shalat Tarawih yang dapat dilaksanakan, sebutkan !
Shalat Tarawih dapat dilaksanakan delapan rakaat, dua puluh rakaat, atau tiga puluh enam rakaat.
Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.
 39. Cermatilah cara melaksanakan Shalat Tarawih dan coba praktikkan bersama kelompokmu!
  • Cara melaksanakan Shalat Tarawih
‎Shalat Tarawih dikerjakan seperti shalat biasa lainnya baik mengenai bacaannya maupun gerakan-gerakannya dan pada setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam. hanya niat yang membedakannya.
a. Berniat dalam hati melakukan Shalat Tarawih
apabila diucapkan bacaannya adalah sebagai berikut:
  • Niat Shalat Tarawih berjamaah:
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا ( إمَامًا) لِلّٰـهِ تعَالَى
   artinya : “sengaja aku Salat sunnah Tarawih dua rakaat menjadi imam karena Allah Ta’ala”
  • Lafal niat Shalat Tarawih secara munfarid (sendirian) :
أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰـهِ تَعَالَى
     artinya : sengaja aku shalat sunnah Tarawih dua rakaat karena Allah Ta’ala
b. Takbiratul ihram, membaca doa iftitah, surat al-Fatihah dan seterusnya sampai salam.
Setelah selesai shalat Tarawih lalu diteruskan shalat Witir, sekurang-kurangnya satu rakaat tetapi pada umumnya dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam atau satu salam.
c. Do’a setelah shalat Tarawih
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِاْلإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّيْنَ، وَعَلَى الصَّلَوَاتِ مُحَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلاَيَا صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَفِى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرَةِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّيْنِ شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْ هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، إِلهَنَا عَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا، وَاغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلأُمَّهَاتِنَا، وَلإِخْوَانِنَا وَلأَخَوَاتِنَا، وَلأَزْوَاجِنَا وَلأَهْلِيْنَا َوِلأَهْلِ بَيْتِنَا، وَلأَجْدَادِنَا وَلِجَدَّاتِنَا، وَلأَسَاتِذَتِنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا، وَلِمَنْ عَلَّمْنَاهُ وَلِذَوِى الْحُقُوْقِ   عَلَيْنَا، وَلِمَنْ أَحَبَّنَا وَأَحْسَنَ إِلَيْنَا، وَلِمَنْ هَدَانَا وَهَدَيْنَاهُ إِلَى الْخَيْرِ، وَلِمَنْ أَوْصَانَا وَوَصَّيْنَاهُ بِالدُّعَاءِ، وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ السَّلاَمَةَ وَالْعَافِيَةَ عَلَيْنَا وَعَلَيْهِمْ، وَعَلَى عَبِيْدِكَ الْحُجَّاجِ وَالْمُعْتَمِرِيْنَ وَالغُزَاةِ وَالزُّوَّارِ وَالمُسَافِرِيْنَ، فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَالْجَوِّ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَقِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ، وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ، يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ، وَاخْتِمْ لَنَا يَا رَبَّنَا مِنْكَ بِخَيْرٍ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
     Artinya: Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.
     Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya,
     Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan, Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
—-
B. Shalat Witir
 40. Apakah Shalat Witir itu?
Witir artinya ganjil. Shalat Witir artinya shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ dengan bilangan rakaatnya ganjil (1,3,5,7 atau 11 rakaat) baik di bulan Ramadan maupun diluar bulan Ramadan.
41. Bacakan dalil naqli tentang shalat Witir!
Rasulullaâh saw bersabda :
اجْعَلُوا آجِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
Artinya :Jadikanlah akhir shalat kamu di malam hari dengan shalat Witir. (H.R. Muttafaq Alaih)
‎41. Cermatilah cara melaksanakan Shalat Witir berikut ini dan coba praktikkan bersama kelompokmu!
 Tata cara pelaksanaan shalat witir sebagai berikut :‎
a. Berniat dalam hati melakukan shalat Witir,
Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat ‎dan ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.
-Jika diucapkan lafal niat shalat witir 2 rakaat berjamaah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا (مَأْمُوْمًا) لِلّٰـهِ تَعَالَى
   artinya : Sengaja aku shalat witir dua rakaat menjadi imam (makmum) karena Allah Ta’ala
-Niat Shalat Witir 1 rakaat berjamah
أُصَلِّي سُنَّةً الْوِتْرِ رَكْعَةَ اِمَامًا(مَأْمُوْمًا) لِلّٰـهِ تَعَالى
artinya: Sengaja aku shalat satu rakaat witir menjadi imam (makmum) karena Allah Ta’ala.
-Jika diucapkan lafal niat shalat witir 2 rakaat munfarid (sendirian) sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰـهِ تَعَالَى
   artinya : Sengaja aku shalat sunnah witir dua rakaat menjadi imam (makmum) karena Allah Ta’ala
-Niat Shalat Witir 1 rakaat munfarid
أُصَلِّي سُنَّةً الْوِتْرِ رَكْعَةَ لِلّٰـهِ تَعَالى
artinya: Sengaja aku shalat sunnah witir satu rakaat witir karena Allah Ta’ala.
-Berniat shalat witir 3 rakaat dengan 1 salam secara berjamaah.
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِثَلَاثَ رَكَعَاتٍ اِمَامًا (مَأْمُوْمًا) لِلّٰـهِ تَعَالَى
artinya: Sengaja aku shalat sunnah witir tiga rakaat menjadi imam (makmum) karena Allah Ta’ala.
-Berniat shalat witir 3 rakaat dengan 1 salam secara munfarid
أُصَلِّي سُنَّةَ الْوِتْرِثَلَاثَ رَكَعَاتٍ لِلّٰـهِ تَعَالَى
artinya: Sengaja aku shalat witir tiga rakaat karena Allah Ta’ala.
b. Takbiratul ihram
c. Membaca doa iftitah, surat al-Fatihah dan seterusnya sampai salam.
d. Berdo’a setelah shalat Witir
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا، وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا اَللَّهُ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya: Ya Allah, ya Tuhan kami, kami memohon kepada-Mu (mohon diberi) iman yang lenggeng, dan kami mohon kepada-Mu hati kami yang khusyu’, dan kami mohon kepada-Mu diberi ilmu yang bermanfaat, dan kami mohon ditetapkannya keyakinan yang benar, dan kami mohon (dapat melaksanakan) amal yang shalih dan mohon tetap dalam agama islam, dan kami mohon diberinya kebaikan yang melimpah-limpah, dan kami mohon memperoleh ampunan dan kesehatan, dan kami mohon kesehatan yang sempurna, dan kami mohon mensyukuri atas kesehatan kami, dan kami mohon kecukupan. Ya Allah ya Tuhan kami, terimalah shalat kami, puasa kami, rukuk kami, dan khusyu’ kami, dan pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat, ya Allah, yaAllah, ya Allah Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang, semoga Allah memberi kesejahteraan atas sebaik-baik makhluk-Nya yaitu Nabi Muhammad, atas keluarga dan semua sahabatnya, dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
—–
C. Shalat Dhuha
43. Apakah Shalat Dhuha itu?
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada pagi sampai siang hari. dari setelah matahari agak tinggi sampai sebelum masuk waktu dzuhur.
Waktu terbaik adalah dengan mengakhirkan sampai waktu agak siang (panas). Kira-kira antara jam 8 sampai jam 10.
Hukum salat Duha adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua, rakaat dan paling banyak dua belas rakaat, dan yang paling utama delapan rakaat.
44. Bacakan dalil naqli tentang Shalat Dhuha?
Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
artinya:Dari Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau telah bersabda, “Setiap hari bagi setiap persendian dari salah seorang di antara kalian terdapat kewajiban untuk bersedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf nahi munkar adalah sedekah. Semua itu tercukupkan dengan dua rakaat shalat yang dilakukan di waktu dhuha.” (HR. Muslim)
45. Cermatilah cara melaksanakan Shalat Dhuha berikut ini dan coba praktikkan bersama kelompokmu!
  • Cara melaksanakan salat Dhuha
a. Beniat dalam hati melakukan Shalat Dluha secara berjamaah, jika diucapkan :
اُصَلِّىْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا (مَأْمُوْمًا) لِلّٰـهِ تَعَالَى.الله اَكْبَرُ
artinya: Sengaja aku shalat sunah Dhuha dua rakaat menjadi imam (makmum) karena Allah Ta’ala.
  • Atau beniat dalam hati melakukan Shalat Dluha secara munfarid, jika diucapkan :
اُصَلِّىْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰـهِ تَعَالَى.الله اَكْبَرُ
  •       Artinya: Sengaja aku shalat sunah Dluha dua rakaat karena Allah Ta’ala
b. Takbiratul Ikhram
c. ‎Membaca doa iftitah, surat al-Fatihah dan seterusnya sampai salam.
d. Berdo’a setelah shalat Witir
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ
ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
artinya: Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh.
…..
D.Shalat Tahajud
46. Apakah Shalat Tahajud itu?
Tahajud berarti bangun dari tidur pada malam hari. Jadi shalat Tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat Isya’ sampai menjelang waktu Subuh. Lebih utama dikerjakan sepertiga malam yang terakhir (kira-kira jam 02.00 dini hari).
Hukum melaksanakan shalat Tahajjud adalah sunnah muakkad. Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak tak terbatas.
47. Bacakan dalil naqli tentang Shalat Tahajud?
Firman Allah SWT
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
artinya :“Dan pada sebagian malam hari (shalat) Tahajudlah kamu sebagai (ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu memberikan tempat (kedudukan) yang terpuji. (Q.s. Al-Isra’ [17]: 79)
48. Kapankah waktu melaksanakan shalat Tahajjud itu?
Waktu pelaksanaan shalat tahajjud adalah mulai setelah shalat Isya’ sampai sepertiga akhir malam. Ulama membagi waktu shalat tahajjud menjadi tiga, yaitu:
  • Sepertiga malam pertama,dari jam 19.00 sampai jam 22.00
  • Sepertiga malam kedua, dari jam 22.00 sampai 01.00
  • Seperti malam ketiga. dari jam 01.00 sampai masuknya waktu subuh.
49. Cermatilah cara melaksanakan Shalat Tahajjud berikut ini dan coba praktikkan bersama kelompokmu!
Cara menlaksanakan shalat Tahajud
a. Berniat dalam hati melaksanakan shalat Tahajud dilakukan dengan cara berjamah, jika diucapkan sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنّةَ التَهَجٌّدِ رَكْعَتَيْنِ اِمَامًا (مَأْمُوْمًا) لِلّٰـهِ تَعَالَى.الله اَكْبَر
artinya: Saya berniat mengerjakan shalat Tahajud dua rakaat menjadi makmum (imam) karena Allah Ta’ala.
  •  Berniat adalam hati melaksanakan shalat Tahajud dilakukan dengan cara munfarid (sendirian), jika diucapkan sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنّةَ التَهَجٌّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰـهِ تَعَالَى.الله اَكْبَر
   artinya: Sengaja aku shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala.
b. Takbiratul Ikhram
‎c. Membaca doa iftitah, surat al-Fatihah dan seterusnya sampai salam.
d. Berdo’a setelah Shalat tahajud.
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
artinya: “Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari- Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembahkecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.
50. Sebutkan manfaat atau keutamaan shalat Tahajjud!
Manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil Shalat Tahajjud adalah:
a. Dapat membentuk karakter/kepribadian orang saleh.
b. Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
c. Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa.
d. Dapat menghapuskan atau menghilangkan dari segala penyakit hati: iri, dendam, tamak, dan lain sebagainya.
e. Mengobati diri dari penyakit jasmani.
D. Shalat Tasbih
51. Apakah Shalat Tasbih itu?
Shalat Tasbih adalah shalat sunnah 4 (empat) rakaat yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih (subhanallah) di setiap gerakannya.
Shalat Sunnah Tasbih dikerjakan paling tidak minimal sekali seumur hidup. Tetapi jika mampu boleh mengerjakannya setahun sekali, sebulan sekali, seminggu sekali atau setiap malam sekali.
52. Bacakan dalil naqli tentang Shalat Tasbih?
عَنْ اَنَسٍ ابْنِ مَالِكٍ اَنَّ اُمَّ سُلَيْمَ غَدَّتْ عَلَى النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ عَلِّمْنِيْ كَلِمَاتٍ اَقُوْلُهُنَّ فِيْ صَلَاتِيْ فَقَالَ كَبِّرِي اللّٰـهَ عَشْرًا وَسَبِّحِ اللّٰـهَ عَشْرًا وَاحْمَدِيْهِ عَشْرًا ثُمَّ سَلِّيْ مَاشِئْتِ يَقُوْلُ نَعَمْ نَعَمْ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيْ )
artinya: Dari Anas bin Malik bahwasanya UMMU Sulaim berpagi-pagi menemui Nabi Saw seraya berkata: ajarilah saya beberapa kalimat yang say ucapkan di dalam shaakan menjalatku, maka beliau bersabda: bertabirlah kepada Allah sebanyak sepuluh kali, bertasbihlah kepada Allah sepuluh kali dan bertahmidlah sepuluh kali, kemudian memohonlah (kepada Allah) apa yang kamu kehendaki, niscaya Dia akan menjawab: ya, ya (aku kabulkan permintaanmu)” (HR. At-Tirmizi)
53. Cermatilah tata cara melaksanakan Shalat Tasbih berikut ini dan coba praktikkan bersama kelompokmu!
 Cara melaksanakan Shalat Tasbih
Shalat Tasbih bisa dikerjakan dengan dua cara:
a. Dikerjakan di siang hari yakni empat rakaat satu salam.
b. Dikerjakan di malam hari yakni empat rakaat dengan dua salam, yaitu tiap dua rakaat dengan satu salam.
Rakaat Pertama
a. Berniat dalam hati melakukan Shalat Tasbih
-Jika diucapkan Lafaz niat Shalat Tasbih 4 rakaat dengan 1 kali salam:
اُصَلِّي سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلّٰـهِ تَعَالَي اَللهُ أَكْبَرْ
artinya: Sengaja aku shalat sunnat tasbih empat rakaat karena Allah Ta’ala.
-Lafaz niat Shalat Tasbih 2 rakaat dengan 2 kali salam:
اُصَلِّي سُنَّةَ التَّسْبِيْحِ رَكَعَتَيْنِ لِلّٰـهِ تَعَالَي. اَللهُ أَكْبَرْ
artinya: Sengaja aku shalat sunnat tasbih dua rakaat karena Allah Ta’ala.
b. Takbiratul ihram
c. Baca doa iftitah
d. Membaca surat Al-Fatihah
e. Membaca surat pendek.
(Rakaat I: At-Takatsur; Rakaat II: Al-Ashr; Rakaat III: Al-Kafirun; Rakaat IV:Al-Ikhlash)
  • Membaca bacaan tasbih sebanyak 15x:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
f. Ruku’
  • Membaca bacaan berikut 3x: سُبْحَانَ رَبِيَ العَظِيمِ وَبِحَمْدِه
  • Membaca bacaan tasbih 10x:سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
g. I’tidal (bangun dari ruku’)
–   Membaca bacaan i’tidal 1x :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبّنَا لَكَ الحَمْدَ مِلْءُ السَمَوَاتِ وَمِلْءُ الأرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ ِمنْ شَيءٍ بَعْدُ
  • Membaca bacaan tasbih 10x : سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
h. Sujud pertama
  • Membaca doa sujud 3x: سُبْحَانَ رَبِيَ الأعَلْيَ وَبحِمَدِه
  • Membaca tasbih 10x: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
i. Duduk antara dua sujud
–     Membaca doa duduk antara dua sujnud 1x:
رَبِّ اغْفِرْ ِلِيْ وَارْحمَنِيْ وَاجْبرُنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَهْدِنـِيْ وَعَافِنـِيْ وَاعْفُ عَنـِّيْ
  • Membaca doa tasbih 10x: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
j.Sujud kedua:
– Membaca doa sujud 3x: سُبْحَانَ رَبِيَ الأعَلْيَ وَبحِمَدِه
– Membaca tasbih 10x:سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
k. Bangun dari sujud untuk rakaat kedua, sebelum berdiri (duduk istirahat dahulu) dan membaca tasbih 10x: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰـهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ
lalu berdiri untuk rakaat kedua yang bacaannya sama dengan rakaat pertama dan diakhiri salam.
Jumlah bacaan tasbih satu raka’at : 75 x tasbih
Jumlah total empat raka’at: 4 X 75 = 300 kali tasbih
Doa setelah shalat tasbih
Doa yang dibaca setelah shalat tasbih adalah sebagai berikut (kalian dapat menambahnya dengan doa yang lain):
اللّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ تَوْفِيْقَ اَهْلِ اْلهُدَى وَاَعْمَالَ اَهْلِ اْليَقِيْن وَمُنَاصَحَةَ اَهْلِ التَّوْبَةِ وَعَزَمَ اَهْلِ الصَّبْرِ وَجَدَّ اَهْلِ الْخَشْيَةِ وَطَلَبَ اَهْلِ الرَّغْبَةِ وَتَعَبُّدَ اَهْلِ الْوَرَعِ وَعِرْفَانَ اَهْلِ اْلعِلْمِ حَتىَّ اَخَافَكَ . اللّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ مَخَافَةً تُحْجِزُنِى عَنْ مَعَاصِيْكَ حَتَّى اَعْمَلَ بِطَعَاتِكَ عَمَلاً اَسْتَحِقُ بِهِ رِضَاكَ وَحَتَّى اُنَاصِحَكَ فِى التَّوْبَةِ خَوْفًا مِنْكَ وَحَتَّى اُخْلِصَ لَكَ النَّصِيْحَةَ حُبًّالَكَ وَحَتَّى اَتَوَكَّلَ عَلَيْكَ فى اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَاُحْسِنَ الظَّنَّ بِكَ . سُبْحَانَ خَالِقِ النُّوْرِ رَبَّنَا اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَغْفِرْلَنَا اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن .
 54. Sebutkan Hikmah melaksanakan Shalat Sunnah!
Hikmah melaksanakan Shalat sunnah sebagai berikut:
a. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt.
b. Menambah kesempurnaan shalat fardu.
c. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt.
d. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari.
e. Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk shalat sunnah. shalat yang dianjukan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid sedangkan shalat sunnah yang pelaksanakannya secara munfarīd (sendiri) sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.
f. Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram.

Sumber Bacaan :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,Jakarta:.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014,Buku Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,Jakarta.